Friday, 21 July 2017

proposal KKN




MENURUNNYA LEMBAGA MADIN DARUSSALAM DI DUSUN SUMBER PERKUL KECAMATAN GEDANGAN

Proposal Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Al qolam

Oleh :
Kelompok V (Lima)
Ø  Kholilurrohim
Ø  Ruba’i Aziz
Ø  Hanafi
Ø  Ye’la
Ø  Titin
Ø  Zehroh
Ø  Winarti
Ø  Lilik Sobikah
KULIAH KERJA NYATA (KKN)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-QOLAM
GONDANGLEGI MALANG
2013
A. Latar Belakang
            Kuliah kerja nyata (KKN) adalah sebuah program yang di laksanakan olen seluruh kampus, Dengan Program Kuliah Kerja Nyata mahasiswa yang memiliki kemampuan keilmuan dapat dimanfaatkan untuk menunjang pemgbangunan dalam bidang keilmuan dan non keilmuan yang memakai metode Participatori Action Resech (PAR). Dengan demikian Kuliah Kerja Nyata dapat berfungsi sebagai katalisator, sekaligus motivator dalam proses pembangunan baik dibidang pendidikan maupun dibidang non-pendidikan.
            Untuk Meningkatkan Perguruan Tinggi dalam usaha pembangunan diarahkan untuk :
1.      Meningkatkan Perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
2.      Mendidik Mahasiswa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara.
3.      Menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi pembangunan nasional dan pembangunan daerah.
4.      Dan melaksanakan Thre Darma Perguruan Tinggi.
            Berbicara tentang pembangunan dalam bidang keilmuan/pendidikan, maka tidak lepas dari sebuah lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat manajemen sebagai pengatur, penguat lembaga yang terkait, jika manajemennya baik maka sistem pendidikannyapun akan baik dan jika manajemennya tidak baik maka outputnya tidak bak.
      Dengan demikian kami kelompok V memutuskan konsen analisis pada persoalan: “Menurunnya lembaga MADIN darussalam di dusun sumber perkul kecamatan gedangan”
B. Kondisi MADIN Darussalam Saat ini
  1. Kondisi MADIN Darussalam sebelum dampingan
MADIN adalah salah satu pendidikan anak usia dini atau remaja, untuk  dapat pendidikan agama islam dengan benar dan baik dan benar menurut aturan yang ada, MADIN adalah bukan hanya memperisapkan urusan jangka pendek, karena banyak orang berangapan lebih baik bantu kerja di sawah dari pada ngaji atau juga jaga adiknya di rumah karena orang tuanya kerja disawah, hal yang semacam itu di angap hal lebih baik untuk masa depan jangka pendek, karena dari kerja orang tua,ekonomi jangka panjang untuk anaknya lebih baik.
MADIN bukan hanya mempersiapka masa depan jnagka pendek, bahkan utuk persiapan masa depan jangka panjang, lebih dari itu adalah kehidupan yang antara satu sama lainya saling tidak menghiraukan yaitu hari kiamat.
Lalu mengapa bangsa ini mepersiapkan pendidikan di usia dini dan setrusnya pada bidang pendidikan agama islam? Karena pendidikan agama islam adalah salah satu suri tauladan yang baik untuk menjalani kehidupan dunia dan kahirat, orang tua mana yang tidak bangga jika kita memiliki anak sholeh/sholeha yang taat pada allah dan berbakti kepada kedua orang tuanya, tapi sayangnya mendidik anak agar menjadi sholeh/sholehah bukan pekerjaan mudah bagi orang tua saat ini, para orang tua dituntut untuk mencurahkan perhatian dan pengorbanan demi sibuah hati tercinta.
Lahirnya anak sholeh/sholeha bukan tiba-tiba muncul, tapi perlu ada pendidikan dan penanaman di usia dini, ibarat tumbuhan, seorang anak perlu di jaga dan di rawat dengan baik, semakin baik perawatan kita maka semakin baik pula hasilnya, salah satu yang seharusnya di tanamkan oleh para orang tua sebgai bentuk penjagaan adalah bekal-bekal pendidikan agama islam, pendidikan agama islam adalah bekal utama yang tidak boleh di tingalkan oleh para oarang tua saat ini, tampa bekal pendidikan agama islam mustahil kita mampu mendidik anak kita menjadi anak yang sholeh/sholeha, sebab islam memandang bahwa faktor yang menentukan seorang anak diktakan shole/sholeha, dirinya memilki pendidkan agama islam.
Hari ini MADIN masih tetap menjadi harapan dan tumpuan oleh kebnayakan orang tua saat ini khususnya yang minim ilmu dan harta, hari ini MADIN diharapkan kiprahnya oleh mayoritas jema’ah oleh masyarakat sekitar, akan tetapi, sekalipun MADIN di kampung sangat urgen untuk membekali pndidikan agama islam bagi anak-anak saat ini, sayangnya tidak semua orang tua manaruh harapan terhadap MADIN karena faktor-faktor tertentu.
C. Alasan memilih dampingan
Manajemen dalam dunia pendidikan formal maupun informal sangat dominan untuk menarik perhatian terhadap peserta didik dan orang tuanya. Manajemen yang baik akan menghasilkan kualitas dan kuantitas yang berguna bagi masyarakat bangsa dan negara. Manajemen adalah sebuat sistem dalam dunia pendidikan untuk mengatur kerjanya pendidikan yang di laksanakan oleh pihak yang terkait.
            Lalu mengapa kami kelompok V memilih untuk fokus analisis menguatkan kelembagaan di MADIN Darussalam? Karena menurut survy dan perbincangan santai dengan kepala MADIN dan guru yang mengajar di situ, bahwa MADIN Darussalam kurang produktif dalam meningkatkan penguatan kelembagaan di MADIN tersebut. Karena apabila hal yang semacam itu tidak di tindak dengan cermat, maka lambat laut akan angkat kaki dan tidak berbekas bagi perkembangan desa yang pandang masyarakat.
Alasan memilih dampingan MADIN Darussalam karena di dasari pada hal-hal sebagai berikut:
  1. Manajemen yang masih jauh dari standar dan kepentingan lembaga yang terkait
  2. Sistem pendidikan kurang di perhatikan sehingga bagaikan berjalan tampa arah.
  3. Pemetaan kelas bagi yang mampu, yang sedang dan yang tidak bisa sama sekali
  4. Kurangnya kebijakan dari kepala MADIN.
D. Kondisi yang diharapkan untuk 10 tahun mendatang
Di antara beberapa faktor yang melatar belakangi kemunduran MADIN Darussalam bisa terselesaikan dengan mengangkat sistem menejmen kehidupan empati masyarakat yang kurang baik dan memotivasi untuk memasukan anaknya segingga kejayaan pada tahun 2010 akan bangkit kembali, karena tampa empati masyarakat sekitar bisa jadi MADIN Darussalam krisis santri bahkan akan mati begitu saja. Kalau hal itu  di biarkan dusun sumber perkul akan dipenuhi anak usia dini dan usia remaja yang nganggur.
Harapan 10 tahun ke depan dan untuk seterusnya MADIN Darussalam menjadi baik dari sisi administrasinya, sistem dan menejmenya restu/empati masyarakat walaupun berada di naungan yang tidak begitu relattif baik. Padahal di sana masih sangat minimnya tentang ilmu agama islam dengan baik. Ironinya mengapa masyarakat kurang perhatian sedangkat di sana sanggat membutuhkan tentang ilmu agama islam.

            Lebih rincinya untuk harapan 10 tahun mendatang ialah:
  1. Diharapkan ada perubahan manajemen pendidikan yang baik
  2. Adanya perubahan sistem pendidikan yang bijak dari kepala MADIN
  3. Adanya sistem Administrasi sebagai penunjang kelembagaan.
  4. Persiapan guru-guru yang yang ahli di bidangnya.
  5. Adanya pemetaan kelas yang jelas.
  6. Organisasi dan struktur yang baik
Dengan fokus program tersebut di harapkan memiliki dampak:
  1. Semakin baiknya pengelolahan/manajemen di MADIN Darussalam yang di tandai dengan semakin aktifnya siswa dan guru yang bertugas.
  2. Baiknya output dari MADIN Darussalam sesuai dengan yang di harapkan oleh para guru dan para orang tua bahkan bagi bangsa dan negara.
E. Strategi yang digunakan.                                                                                                            
Kegiatan pemberdayaan ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Siklus PAR dimulai dari identifikasi masalah, identifikasi potensi, perencanaan aksi, aksi dan evaluasi-refleksi.
            Proses pemberdayaan masyarakat ini dengan melibatkan guru-guru MADIN mulai proses, aksi hingga evaluasi. Keterlibatan guru-guru MADIN dianggap penting karena secara kultural penguatan kelembagaan sebuah lembaga pendidikan adalah organisator. Dengan kehadiran orang-orang/guru-guru yang terlibat dapat mempercepat proses dan penilaian-penilaian over-subyektif apabila kegiatan ini mengalami kegagalan, sekaligus diharapkan sebagai jembatan terhadap kepentingan masyarakat, guru MADIN, wali murid dan kepala MADIN. Keterlibatan kepala MADIN, guru MADIN dan wali murid dalam proses pemberdayaan, yakni keterlibatan secara fisik kepala MADIN dalam kegiatan pemberdayaan, pendampingan maupun kegiatan-kegiatan pertemuan yang dilaksanakan secara reguler.
F. Langkah-langkah peningktn kelembagaan
1. Proses Rekonstruksi Gagasan.
                    Yakni proses observasi awal untuk menentukan masalah-masalah yang dihadapi oleh MADIN Darussalam dalam peningkatan kelembagaan di MDIN Darussalam. Karena program ini sudah masuk tahun ke-2, maka semua proses dimulai dari Rekonstruksi Gagasan terutama terkait dengan proses, hasil dan target-target yang belum tercapai pada tahun ke-1 diusahakan untuk dikontruksi ulang.
2. Proses Resecrh
Proses kedua teknik untuk menggali dan mendalami masalah-masalah yang dihadapi oleh MADIN Darusalam, baik dilakukan melalui wawancara orang per orang, interview, maupun melakukan observasi langsung terhadap MADIN Darussalam. Semua proses riset menggunakan teknik-teknik dalam PAR, yakni siklus aksi-refleksi.
Gambaran riset tersebut sebagai berikut :
Pertama, mendatangi masyarakat, orang-orang yang menagajar di MADIN, berbicara dengan mereka secara terbuka tentang masalah-masalah yang dihadapi keseharian. Masyarakat  yang di datanngi didatangi terdiri dari kepala MADIN, guru MADIN, wali murid dan masyarakat sekitar, serta tokoh masyarakat.
Kedua, memperdalam informasi yang didapat dari mereka dan kemudian mengcross-check pada informan lain untuk mengukur tingkat akurasi data. Hasil dari cross-check ini untuk membantu pemetaan persoalan dan menentukan langkah selanjutnya.
Ketiga, hasil pemetaan persoalan sementara sebagai bahan kajian untuk mengumpulkan komunitas untuk membahas masalah tersebut bersama-sama.
Keempat, mengumpulkan semua komunitas tersebut dan kemudian membiarkan mereka berbicara apa adanya tentang persoalan-persoalan mereka. Hasil pertemuan tersebut menghasilkan pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi/pekerjaan  yaitu; kepala MADIN, guru MADIN, wali murid dan masyarakat sekitar, serta tokoh masyarakat
Kelima, hasil dari pemetaan awal berdasarkan profesi kemudian dijadikan bahan kajian oleh tim untuk menentukan model peningkatan kelembagaan.
3.Program Praktis.
Sebagai tindak lanjut dari riset partisipatoris, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan aksi. Program aksi melalui proses analisis masalah dan tujuan, baru kemudian merengking masalah. Dari rengking masalah tersebut kemudian muncul matrik kegiatan yang akan dilakukan bersama-sama oleh komponen komunitas dampingan. Pada saat program aksi juga dilibatkan komponen-komponen di luar dampingan, seperti pihak pemerintah desa, dinas-dinas, serta organisasi yang ada di desa tersebut. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses serta capaian-capaian program.

  1. Evaluasi dan Refleksi.
Ada dua model evaluasi, yakni evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilaksanakan pada tiap-tiap kegiatan riset, pendampingan, maupun kegiatan aksi. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana proses tersebut sudah berlangsung sebagaimana yang diharapkan. Sementara evaluasi hasil, merupakan evaluasi yang dilaksanakan diakhir program untuk mengujur sejauh mana program tersebut memiliki dampak langsung terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, serta untuk mengukur sejauh mana program dampingan melahirkan “perubahan” baik dalam cara berfikir, bersikap, maupun perubahan pada kesejahteraan masyarakat.
Gambaran proses dan hasil yang ingin dicapai :



 
Wali murid
 
Identifikasi
masalah
 
                                                                       


 





Metodologi
 
                                                                                                                                       
G. Pihak Yang Terlibat.
  1. Tim pelaksana program
Tim pelaksana program ini adalah peserta KKN STAI Al-Qolam yang dibentuk oleh LP3M sebagai lembaga pengelola pelaksana, tugas dari tim pelaksana adalah sebagai fasilitator dan menyiapkan segala keperluan administrasi pelaksanaan program melalui rencana program, pengendalian, penyusunan dan pelaporan program.
  1. Kepala MADIN
Keterlibatan kepala MADIN dalam proses pelaksanaan;yakni keterlibatan secara fisik dalam setiap pemberdayaan. Keterlibatan ini mulai dari pertemuan awal, perencanaan program, pendampingan, program aksi, hingga refleksir.
  1. Guru MADIN
Keterlibatab guru MADIN dalam proses pelaksanaan ini, mereka di libatkan dalam perumusan model peningkatan kependidikan,diskusi-diskusi, dan evaluasi baik secara langsung ataupun di datangi kerumahnya.
  1. Wali Murid.
Wali murid yang dimaksud sebagai sumber  penggalian data dan di pahami apa keinginan jangka panjang dari MADIN yang terkait.
H. Resources.
LP3M adalah lembaga struktural yang berada di bawah naungan ketua STAI AL-Qolam. Lembaga ini merupakan kepanjangan tangan STAI AL-Qolam di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang keberadaannya merupakan suatu keniscayaan bagi sebuah perguruan tinggi.
Sumber daya manusia LP3M cukup mumpuni dan berpengalaman. Di bidang PAR, sudah ada 3 staf yang sudah mengiktui TOT PAR dan melatih PAR di berbagai perguruan tinggi di kawasan malang dan Djogja.
Mekanisme Pengelolaan Peningkatan kelembagaan.

Ketua STAI AL-Qolam
STAIDRA
 

Pihak STAI AL-Qolam memberi wewnang yang bersifat instruktif kepada LP3M untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian, dan hal ini memang dilaksanakan oleh setiap perguruan tinggi karena melaksanakan tugasnya yang di sebut Trhe Darma perguruan tinggi.
Kemudian LP3M mendelegasi seluruh mahasiswa semester VI yang berjumlah 85 mahasiswa dan dibagi menjadi 10 kelompok untuk pelaksanaan KKN berbasis PAR.
I. Anggaran Yang Dibutuhkan. ( terlampir )
I.                   Sie Kesekretariatan        
No.
Uraian
Jumlah
01
Tinta printer 2X @ Rp. 25.000
Rp.50.000
02
Pengandaan proposal 20 exampar
Rp. 90.000
03
Stiker 200 X @ Rp. 2000
Rp. 400.00
04
Kertas HVS 1 Rim
Rp. 40.000
05
Kertas Karton 10 @ X 1000
Rp. 10.000
06
Trasportasi ( uang bensin )
Rp. 500.000

Jumlah
Rp. 1.090.000
II.                Sie konsumsi
No.
Uraian
Jumlah
01
Beras 25 Kg
Rp.180.000
02
2 @ tabung elpiji 3 kg
Rp. 30.000
03
1,5 kg bawang putih
Rp. 6.000
04
2 kg bawang merah
Rp. 26.000
05
Lauk pauk
Rp. 300.000
06
Aqua 6 dus
Rp. 100.000
07
Gula pasir
Rp. 24.000
08
Kopi 1,5 kg
Rp. 12.000
09
Miyak Goreng 5 Kg
Rp. 50.000

Jumlah
Rp. 728.000

III.             Sie Publikasi
No.
Uraian
Jumlah
01
Publikasi
Rp. 500.000
02
Dekorasi
Rp. 300.000

Jumlah
Rp. 800.000

JumlahKeseluruhan
No.
Uraian
Jumlah
01
Sie Ke sekretariatan
Rp. 1.100.000
02
Sie Konsumsi
Rp. 728.000
03
Sie Pub dek dok
Rp. 800.000

Jumlah
Rp. 2.698.000


No comments:

Post a Comment